Total Tayangan Halaman

Rabu, 30 November 2011

Kehormatan di balik kerudung

Kemarin badan saya  meriang. Agak demam, bersin-bersin dan sedikit batuk. Mungkin karena seminggu ini  kurang istirahat. Selain juga kemarin sorenya  berenang sampai magrib tiba. Sampai di rumah saya kehujanan, ahirnya kamis pagi praktis tempat tidur jadi pilihan.

Sebenarnya gak parah sih, saya hanya sengaja mengistirahatkan badan agar hari jum’at ini bisa lebih fresh untuk kembali beraktifitas. Ditengah istirahat, saya merengek pada suami agar menemani  nonton sebuah filem produksi Mizan yang berjudul “Semesta Mendukung”. Rayuan saya ampuh…meski dia tau saya tidak fit, tetap saja mau mengantar ke bioskop dekat rumah. Saya sebenarnya ingin menghabiskan waktu berdua dengannya dan mumpung kamis siang ini dia punya waktu luang.
Ternyata filem yang dimaksud sudah tidak di putar, saya agak bete sebenarnya. Biar tidak kecewa ahirnya filem “Kehormatan dibalik Kerudung” produksi Starvision jadi pilihan. Ternyata filem yang saya maksud baru akan diputar setengah jam kedepan. Ahirnya untuk mengisi waktu kami mengunjungi toko buku Tisera. Saat kami berdua membaca, tiba-tiba di rak buku best seller dia menemukan sebuah buku karangan Kristin Hannah. Suami saya menutupi nama Kristinnya dengan jarinya, dia bilang “coba baca”. Saya menjawab ” itu namaku”. “Iya tahun depan, kalau yang saya tutupi ini dibuka maka akan terbaca NENG bukan Kristin, karena bukumu tahun depan akan ada disini” Saya tertawa mendengar guyonannya dan dalam hati mengaminkan ucapannya.
Filem Kehormatan dibalik Kerudung diangkat dari novel Ma’mun Affani. Filem ini mengangkat tema cinta seperti biasa dimana karena cinta setiap pecinta bisa melakukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Seperti kisah Laila Majnun yang sama merindunya seperti itulah kisah tokoh utama di filem ini yaitu Syahdu yang diperankan oleh Donita dan Ifand yang diperankan oleh Andhika Pratama. Keduanya bertemu di statsiun saat Syahdu hendak mengunjungi kakeknya di Pekalongan. Pertemuan keduanya sangat singkat, namun sudah membekas begitu dalam. Bukan sekedar fisik saja yang membuat keduanya saling tertarik, namun ternyata jiwa mereka saling mengisi meski hanya dengan pertemuan singkat.
Perjalanan Syahdu ke rumah kakeknya merupakan sebuah upaya untuk menenangkan diri dari segala permasalahan hidup terutama yang berkaitan dengan mantan pacarnya. Di kampung kakeknya yang sangat religius ini Syahdu ternyata bertemu kembali dengan Ifand. Takdir mempertemukan mereka kembali dan disinilah benih cinta tumbuh subur. Ifand ternyata merupakan pemuda yang disegani di kampung halamannya. Ia merupakan pemuda sholeh yang menjadi dambaan setiap gadis, termasuk seorang gadis sholehah yang menjadi kembang desa yaitu Shofia yang diperankan oleh Ussy Sulistyowati.
Syahdu yang terbiasa bergaul terbuka dengan lawan jenis menjadikannya selalu intens mengunjungi Ifand. Interaksi keduanya menjadi gunjingan masyarakat kampung dan membuat gerah kakek neneknya. Kakeknya ahirnya memberikan ultimatum agar Syahdu meninggalkan rumahnya. Syahdu meninggalkan kampung halaman kakeknya, namun cintanya pada Ifand sudah begitu kuat terhunjam demikian pula dengan Ifand.
Saat kembali dari rumah kakeknya, ternyata ibu Syahdu sedang sakit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan. Syahdu yang sudah tidak memiliki ayah ini, ahirnya dengan terpaksa menerima lamaran mantan pacarnya dengan mahar biaya untuk pengobatan ibunya. Mendengar kabar Syahdu sudah menikah, Ifand merasakan pukulan  yang teramat hebat. Ia menjadi sosok yang pemurung.
Ternyata pernikahan Syahdu dengan suaminya tidak berjalan dengan baik. Rasa cintanya pada Ifand sudah membuat amarah suaminya dan memancingnya untuk melakukan tindakan kekerasan. Ahirnya pernikahan mereka berantakan dan Syahdu bercerai. Setelah bercerai ternyata Syahdu mendengar kabar bahwa Ifand menikah dengan Sofia. Kabar ini laksana halilintar yang menyambar Syahdu dan menjadikan hidupnya laksana daun kering yang tak berarti. Badan Syahdu semakin kurus dan tak memiliki semangat untuk hidup lagi.
Ratih adik Syahdu merasa sedih dengan kondisi ini, ahirnya ia memutuskan untuk menyurati Ifand. Ifand meminta izin kepada istrinya Sofia untuk mengunjungi Syahdu. Sofia dengan kebesaran hatinya mengizinkan Ifand menengok Syahdu. Saat Ifand mengujungi Syahdu, Sofia membaca surat yang ditulis Ratih untuk Ifand. Sofia merasa sangat prihatin dengan kondisi Syahdu dan mengizinkan keinginan Syahdu untuk tinggal bersama mereka bila itu menjadi sesuatu yang menyembuhkan Syahdu.
Tinggalnya Syahdu dengan Ifand dan Sofia telah memancing masyarakat untuk membicarakannya sebagai sesuatu yang tidak pantas. Untuk meredam masyarakat, ahirnya Sofia meminta Ifand untuk menikahi Syahdu. Menikahnya Ifand dan Syahdu yang disaksikan oleh Sofia ternyata tidak membuat masalah selesai. Justru setelah pernikahan ini Syahdu dilanda cemburu yang sangat hebat terhadap Sofia. Saking cemburunya, Syahdu bertengkar dengan Ifand dan ahirnya ia nekat pulang ke rumah orang tuanya.
Kereta yang ditumpangi Syahdu mengalami kecelakaan. Nama Syahdu tertulis sebagai korban meninggal akibat kecelakaan itu. Setahun setelah kecelakaan, Sofia bermimpi terus tentang Syahdu. Ia ahirnya meminta izin kepada Ifand untuk mengunjungi rumah Syahdu. Ternyata Syahdu masih hidup dan memiliki anak dari Ifand dan dinamai sama dengan nama ayahnya. Syahdu saat ditengok oleh Sofia dan Ifand sedang dalam kondisi kritis akbat kanker rahim setelah melahirkan anaknya. Sesaat setelah kedatangan mereka berdua Syahdu menghembuskan nafas terahirnya.
Pengambilan gambar filem ini sangat bagus. Pemandangan yang disuguhkan dalam setiap adegan begitu indah. Alam perkampungan pekalongan yang asri. Rumah syahdu yang berada di puncak gunung begitu eksotis. Berbanding terbalik dengan cerita yang di suguhkan begitu klise dan tak memiliki konflik yang berarti. Alur cerita yang monoton ini membuat saya kurang menikmatinya. Apa pesan dari filem ini? Bagian mana yang menjawab kehormatan di balik kerudung? Apakah pada sosok seorang Sofia? Ah…terlalu naif sepertinya kalau semua perempuan berkerudung bermental seperti itu. Sosok Syahdu? Perempuan yang mengutamakan cinta pada seorang manusia yang bernama Ifand sampai dia melupakan segala-galanya?.
Terus terang saya belum bisa mengerti kalau seorang manusia bisa menomor satukan manusia yang lain karena mencintainya. Bagaimana dengan Tuhannya? Bukankah perintahnya untuk menafikan ‘yang lain’ selain Dirinya. Kerudung adalah lambang perempuan muslimah yang baik. Kenapa ditampilkan dengan dua perempuan yang mencintai laki-laki yang sama yang notabene hanya manusia. Sehingga untuk laki-laki yang dicintainyalah mereka memiliki alasan untuk hidup bahkan siap menderita. Absurd saya pikir. Saya tidak mau menderita hanya kerena manusia. Itu sebuah tirani. Relasi istri dengan suami bukan relasi pengabdian. Pengabdian hanya pada Tuhan. Keduanya mengabdi pada sang pencipta. Bukan pada pasangan masing-masing.

http://hiburan.kompasiana.com/film/2011/10/28/kehormatan-di-balik-kerudung/

Minggu, 27 November 2011

sedikit motivasi semoga bermanfa'at

oleh : Carol Kent
dalam bukunya "a new kind of normal"
ditulis oleh Imelda Saputra

" Saat putus asa melingkupiku,
aku memilih tetap maju.
aku tidak paham maksud tuhan
aku memilih tetap percaya.
saat tertekan oleh banyaknya kekecewaan,
aku memilih tetap bersyukur.
saat semua jalan hidupku berantakan,
aku memilih berserah.
saat ingin menghakimi orang lain,
aku memilih untuk mengampuninya."

life is a choice - hidup adalah pilihan


Everything in life is a choice--are you choosing the best or are you choosing to see more negative in every situation or experience?
There are many choices for every situation or issue. Some days it seems everything goes well, people help us, the details of events/projects fall into place, outcomes and rewards are visible. Albeit other days everything seems to be up hill or full of ebbs and under-currents.
The first step is to recognize that you have an inner 'center of control' that is vital to your being truly in your unique flow. This 'center of control' emanates from your core being--the you that you are. A highly effective core can be described as:
o Consistent
o Contemplative
o Decisive
o Determined
o Focused
o Introspective
o Organized
o Persistent
There is immense power in these characteristics to make choices.
When people fail to choose to be the center of their choices, they generally blame others for their lack of success, or they berate themselves over past deeds, perceived mistakes and ancient experiences, and that stops the flow of creativity and forward movement.
The second step is to 'forgive' yourself for any perceived lack, misdeeds, perceived mistakes and ancient history--none of which, you can change no matter how much you berate yourself.
"Many people are afraid to forgive because they feel they must remember the wrong or they will not learn from it. The opposite is true. Through forgiveness, the wrong is released from its emotional stranglehold on us so that we can learn from it. Through the power and intelligence of the heart, the release of forgiveness brings expanded intelligence to work with the situation more effectively." --David & Bruce McArthur
What does this statement convey? Although holding grudges may seem like human nature, it is a learned behaviour. Studies show that holding grudges or blaming ourselves works to the detriment not only of spiritual well-being, but for our physical health as well. Resentment, bitterness, hostility, anger and fear are emotions that have specific physiological consequences--increased blood pressure, hormonal changes, arthritis, TMJ, ulcers, cancer, lupus, fibromyalgia, chronic fatigue, cardiovascular disease, immune suppression and impaired neurological function and the list goes on. Metaphysics research reveals every physical illness has a mental/emotional cause and there is a metaphysical way to overcome them.
On the other side the coin, research reveals that forgiveness reduces the stress of the unforgiving state. Researcher Charlotte vanOyen Wityliet, posits that forgiveness needs to be incorporated into everyone's maturation process as a way of life, not merely a response to specific insults. Thus, forgiveness is part of a child's acculturation instead of a side bar in life. Learning to forgive, needs to be as important as learning to say, please and thank you. "It's a process, not a moment," says Dr. Edward M. Hallowell, a Harvard psychiatrist and author of "Dare to Forgive."

terjemahan..

Segala sesuatu dalam hidup adalah pilihan - apakah Anda memilih yang terbaik atau Anda memilih untuk melihat lebih negatif dalam setiap situasi atau pengalaman?
Ada banyak pilihan untuk setiap situasi atau masalah. Beberapa hari tampaknya semuanya berjalan dengan baik, orang-orang membantu kita, rincian peristiwa / proyek jatuh ke tempatnya, hasil dan manfaat yang terlihat. Hari-hari lainnya meskipun segala sesuatu tampaknya naik bukit atau penuh surut dan arus bawah.
Langkah pertama adalah mengakui bahwa Anda memiliki 'pusat kontrol' batin yang sangat penting untuk menjadi Anda benar-benar dalam aliran unik Anda. Ini 'pusat kontrol' yang berasal dari inti Anda - Anda bahwa Anda. Sebuah inti yang sangat efektif dapat digambarkan sebagai:
o Konsisten
o Kontemplatif
o Tegas
o Ditentukan
o Fokus
o introspektif
o Terorganisir
Persistent o
Ada kekuatan besar dalam karakteristik ini untuk membuat pilihan.
Ketika orang gagal memilih untuk menjadi pusat pilihan mereka, mereka umumnya menyalahkan orang lain atas kurangnya keberhasilan mereka, atau mereka mencaci-maki diri mereka sendiri perbuatan masa lalu, kesalahan persepsi dan pengalaman kuno, dan yang menghentikan aliran kreativitas dan gerak maju.
Langkah kedua adalah untuk 'memaafkan' diri Anda untuk setiap kekurangan yang dirasakan, kejahatan, kesalahan persepsi dan sejarah kuno - tidak ada yang, Anda dapat mengubah tidak peduli berapa banyak Anda mencaci-maki diri sendiri.
"Banyak orang takut untuk mengampuni karena mereka merasa mereka harus mengingat salah atau mereka tidak akan belajar dari itu sebaliknya adalah benar.. Melalui pengampunan, salah dilepaskan dari cengkeraman emosional pada kami sehingga kami bisa belajar dari itu. Melalui kekuatan dan kecerdasan hati, pelepasan pengampunan membawa intelijen diperluas untuk bekerja dengan situasi yang lebih efektif. " - David & Bruce McArthur
Apa pernyataan ini menyampaikan? Meskipun memegang dendam mungkin tampak seperti sifat manusia, itu adalah perilaku yang dipelajari. Studi menunjukkan bahwa menyimpan dendam atau menyalahkan diri kita sendiri bekerja untuk merugikan tidak hanya kesejahteraan spiritual, tetapi untuk kesehatan fisik kita juga. Kebencian, kepahitan, permusuhan, kemarahan dan ketakutan adalah emosi yang memiliki konsekuensi fisiologis tertentu - peningkatan tekanan darah, perubahan hormonal, artritis, TMJ, borok, kanker, lupus, fibromyalgia, kelelahan kronis, penyakit jantung, penekanan kekebalan dan fungsi neurologis gangguan dan daftar goes on. Penelitian mengungkapkan Metafisika setiap penyakit memiliki penyebab fisik mental / emosional dan ada cara metafisik untuk mengatasinya.
Di sisi lain koin, penelitian mengungkapkan pengampunan yang mengurangi stres negara tak kenal ampun. Peneliti Charlotte vanOyen Wityliet, berpendapat pengampunan yang perlu dimasukkan ke dalam proses pematangan semua orang sebagai cara hidup, bukan hanya respon terhadap penghinaan tertentu. Jadi, pengampunan adalah bagian dari akulturasi anak bukan side bar dalam hidup. Belajar untuk memaafkan, perlu sama pentingnya dengan belajar untuk mengatakan, tolong dan terima kasih. "Ini adalah proses, tidak sebentar," kata Dr Edward M. Hallowell, seorang psikiater Harvard dan penulis "Berani Maafkan."


sumber :  http://ezinearticles.com/?Your-Life-Is-A-Choice-What-Are-You-Choosing?&id=564202

Selasa, 22 November 2011

cahaya hati



Pernahkah kita merasakan kegelisahan hati dan fikiran? Seperti, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, sedangkan pekerjaan sebenarnya berbukit di hadapan kita? Pernahkah kita merasakan beban hidup yang terasa berat dan berkumpul di kepala kita, hingga kita merasakan tidak tahu bagaimana untuk menguranginya? Pernahkah kita merasakan tekanan dan himpitan ekonomi yang menghalang setiap langkah kehidupan kita, tubuh terasa lemah dan longlai, tidak tahu harus melangkah ke mana? Pernahkah kita merasakan kegelisahan hati yang mendalam, tubuh bergetar dan semuanya menjadi serba tidak kena dan serba salah? Kalau hal-hal seperti itu menimpa diri kita, ia bermakna kita berada dalam kegelapan cahaya hati.


Sekarang bayangkan orang yang hidup dalam kegelapan tanpa disinari cahaya, tentu sahaja semuanya serba gelap, Kita hanya berpusing-pusing dan menyibukan diri sendiri, tetapi sebenarnya tidak melangkah ke manapun. Kita merasakan setiap langkah yang di atur sentiasa tersandung dan serba tidak beraturan. Inilah perumpaan bagi manusia yang sedang dalam kegelapan hidup. Hal yang sama juga berlaku jika kita tidak menemukan cahaya hati dalam diri sendiri. Mereka yang hidup dalam kegelapan cahaya hati bagaikan berada dalam gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya masih dipenuhi ombak-ombak lautan, di atasnya lagi awan gelap gulita yang bertindih-tindihan.
 
http://syedroslanjaafar.blogspot.com/2011/05/menghidupkan-cahaya-hati.html


Kamis, 17 November 2011

Naskah Qu buat lomba speach in english competition


Honourable Headmaster of MA NU Banat Kudus. Honourable all of teachers. Honourable all of PPL. Honourable all of juries. And also dear all of my friends
Do you know about her???Who is she???
 
Sulistyowati  is better familiar as Sulis is a singer of religious songs. She was born in Solo,Central Java  23 January 1990.She is youngest of three brothers. Her father’s name is Sumadi, and Her mother’s name is Siti Satinem.
She loves sing very much since childhood. Her name became famous after she had sung with Haddad Alwi in cinta rasul albums.Her first record is when she was 9 years old.Since 1999, it means that it’s about eight years she had sung and produced 12 albums.Including single and compilations. Wow, wonderful isn’t she???
In 2007 she released second solo album,album titled ‘ya Allah” is 12th album. Unlike others Islamic religious songs are usually coloured with lute and tambourine music,but the albums is replased with drums and guitars the beat even more.She studied at Anwar Fauzi who is creator some of her songs.Some of the duet albums of Sulis and Haddad Alwi is cinta rasul 1 – 7 and also Sulis with orchresta.
One of her songs is Dzikir Anak.. Do you know this song??? Like this, let’s sing together…
Siapa yang menciptakan adik yang lucu bagimu
Siapa yang menciptakan kakak yang sayang padamu
Siapa yang menciptakan dirimu
Siapa yang menciptakan ayah dan ibumu
Siapakah yang menciptakan langit dan bumi
Siapa yang menciptakan gunung tinggi
Siapa yang menciptakan matahari
Siapa yang menciptakan bulan dan bintang2nya
Subhanallah wal hamdulillah 2x
Allah maha pencipta Allah maha kuasa
Allah maha perkasa Allah maha esa..
Thanks, I think that’s all.
If you find my mistakes,please forgive me..
And then thanks for your attention..